ImHe PioZa
Sunday, April 22, 2018
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS)
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) yang dilaksanakan di Makassar pada tanggal 10 Agustus 2017, Universitas Cokroaminoto Palopo berpartisipasi dengan memamerkan 'bagea dan ice cream sagu". Kedua produk tersebut berbahan dasar sagu.
Seminar Internasional "Biodiversity"
Seminar internasional dengan tema "Biodiversity" yang dilaksanakan oleh Universitas Andi Djemma pada tanggal 09 April 2018 di Gedung Saokotae. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Prof.John V. Lovett, Ph.D
Saturday, April 21, 2018
Lokakarya penyusunan rps dan silabus mata kuliah umum universitas Cokroaminoto Palopo
Lokakarya penyusunan mata kuliah penulisan ilmiah, filsafat ilmu,etika dan moral yang dilaksanakan di Aula UNCP pada tanggal 24 Februari 2018
Friday, April 20, 2018
PELATIHAN PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI)
Kegiatan PEKERTI dilaksanakan Tanggal 27 Februari-02 Maret 2018, dengan fasilitator dari KOPERTIS IX
Sunday, December 4, 2011
Product
A.Defenisi Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. Menurut Sofjan (2002) juga membagi produk menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1.Produk inti, yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. 2. Produk formal, yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merk, dan kemasan yang menyertai produk tersebut. 3.Produk tambahan, adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.
B. LIMA TINGKATAN PRODUK
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
C. KLASIFIKASI PRODUK
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, di antaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a)Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b)Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut. “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a)Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b)Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
1. Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
2. Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
3. Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
4. Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
D. Bauran Produk (Product Mix)
1. Kualitas
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Menurut Tjiptono (1997), dimensi kualitas produk meliputi : 1) Kinerja Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2) Keistimewaan tambahan Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya 3) Keandalan Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak. 4) Kesesuaian dengan spesifikasi Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. 5) Daya tahan Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika
Daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
2. Merek
Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk (baikitu barang maupun jasa) yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produkperusahaan lain yang serupa atau yang mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yangmerasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produktersebut di masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membedakan dengan mudah antaraproduki yang asli dengan produk-produk yangidentik atau yang mirip. Untuk meemungkinan satu perusahaan dapat membedakan dirinya danproduk yang dimiliki terhadap apa yang dimiliki oleh para pesaingnya, maka merek menjadiperan penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran perusahaan, pemberian kontribusiterhadapcit ra, danreput asi terhadap produk dari sebuah perusahaan di mata konsumen. Citra dan reputasi perusahaan untuk menciptakankepercayaan merupakan dasar untukmendapatkan pembeli yang setia dan meningkatkan nama baik perusahaan. Konsumensering memakai faktor emosional pada merek tertentu, berdasarkan serentetan kualitas yangdiinginkan atau fitur-fitur yang terwujud dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut.Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik. Ada 8 manfaat nyata yang bisa anda dapatkan. 1. Memberikan identitas produk anda. Apa yang dicari oleh konsumen jika mereka membutuhkan sebuah produk? Merek bukan? Produk anda akan mudah dikenali oleh konsumen karena merek ini. Bandingkan jika produk anda tidak ada mereknya. Begitu konsumen mencari produk anda di pasaran, mereka akan berkata, “Pak…beli sabun cuci yang busa sedikit itu lho pak, yang ada butir hijaunya, yang kalo pakaian dicuci nggak luntur dan bla..bla..bla..” Dan pada saat yang sama, belasan produk ada di depan si pembeli dengan ciri-ciri yang sama seperti yang ia sebutkan. 2. Membedakan dengan pesaing anda. Masih ada hubungannya dengan yang pertama, merek bisa membedakan produk anda dengan pesaing. Apa gunanya jika anda membuat produk yang bagus yang punya diferensiasi yang kuat jika ternyata pelanggan anda tidak mampu membedakan produk anda dengan produk pesaing anda? 3. Meningkatkan penjualan. Bila merek anda dipersepsikan bagus oleh konsumen, maka tak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan bercerita kepada siapa saja agar membeli merek produk anda. Penjualan anda akan naik dengan sendirinya. Dan anda pasti tahu, hal yang disebutkan pertama kali oleh pelanggan yang puas adalah merek, bukan ciri-ciri produknya. 4. Bisa membangun loyalitas konsumen. Pelanggan yang puas akan memasukkan merek anda tidak hanya di kepala mereka, tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek andalah yang terbaik. Mereka sudah merasa mendapatkan manfaat yang banyak dari produk anda. Jika anda cermati, begitu merek sebuah produk sudah bercokol di benaknya, mereka akan selalu membeli produk anda tanpa silau dengan harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari rpoduk yang lain 5. Membuat pelanggan tidak sensitif terhadap harga yang akan anda kenakan. Anda pernah jatuh cinta kepada seseorang? Biasanya anda tidak masalah jika keluar biaya berapapun, asalkan seseorang yang membuat anda jatuh cinta itu senang. Sama dengan merek. Jika para pelanggan produk anda sudah “jatuh cinta” kepada merek anda, mereka tak akan peduli berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan untuk membeli produk anda. 6. Komunikasi pemasaran jadi lancar. Hampir dari semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap merek anda akan membantu anda untuk mempromosikan produk dan citra merek anda. Dengan demikian, anda tidak perlu susah-suah untuk mengeluarkan dana dan usaha yang keras ditambah waktu yang panjang untuk memperkenalkan merek anda kepada calon konsumen baru. 7. Terbuka peluang untuk waralaba, licensing dan joint venture. Merek adalah intangible asset atau dalam pengertian bahasa Indonesianya adalah aset tak berwujud bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, begitu merek anda telah mengakar kuat di benak para konsumen, anda dapat mewaralabakan merek anda. Bahkan anda bisa menggunakan merek anda untuk meningkatkan omset anda dengan menggunakan licensing dan joint venture. 8. Daya tarik bagi stakeholder Bukan hanya konsumen yang tertarik apabila merek bisnis anda sudah terkenal. Stakeholder-pun akan berusaha mencari merek bisnis anda. Anda tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, distributor, partner, karyawan bahkan para investor. Merek yang baik jugalah yang membuat anda mempunyai daya tawar yang tinggi di hadapan para stakeholder.
3. Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran 2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. 3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. 4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.. 5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekit 6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik. 7. Menambah daya tarik calon pembeli
8. Sarana informasi dan iklan 9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.
4. Desain
Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bagas Prastyowibowo (1999),menyatakan bahwa :
“ Desain produk salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik,harga terjangkau,desain yang menarik,mendapatkan jaminan dan sebagainya. ”
Begitu pun pendapat Yus R Hadjadinata (1995) menyatakan bahwa:
“ Product design berhubungan dengan bentuk dan fungsi.Design mengenai bentuk berhubungan dengan perencanaan dan penampilan dari product tersebut.Sedangkan desain mengenai fungsi berhubungan dengan bagaimana product tersebut dapat di gunakan. ”
Ada pun pengertian dari desain produk itu dikemukan oleh Suyadi Prawirosentono dalam bukunya Manajemen Produksi ( 1996) :
“ Product design adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang akan diproduksi.”
Franklin G Moore dan Thomas E Hederick dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi ( 1999), mengatakan :
“ Desain produk merupakan hal yang paling penting, karena kesempatan yang dimiliki produk baru sering menakjubkan. Dimana pada suatu waktu, produk baru dapat menaikan dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi “
Berdasarkan beberapa pengertian Desain Produk tersebut diatas ternyata bahwa Produk Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
Maksud dari Desain Produk, antara lain :
• Untuk menghindari kegagalan – kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk.
• Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk.
• Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
• Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat.
• Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali.
Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah :
•Un tuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
• Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
• Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya – biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.
5. Jaminan dan garansi Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pembeli yang normal atau masuk akal. Jaminan merupakan pernyataan formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh pengusaha pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada pabrik atau pusat servis yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau pengembalian uang. Jaminan, apakah itu diekspresikan atau diimplikasikan, dapat dituntut secara hukum.
6. Analisis lini-produk Dalam menawarkan lini produk, perusahaan biasanya menciptakan platform dan modul dasar yang dapat ditambahkan untuk memenuhi tuntutan pelanggan. Manajer-manajer lini produk perlu mengetahui penjualan dan laba setiap barang dalam lininya untuk menentukan barang mana yang harus dikembangkan, dipertahankan, diambil hasilnya, atau dilepaskan. Mereka juga perlu memahami profil pasar setiap lini produk. Analisis lini produk memberikan informasi tentang dua bidang keputusan penting yaitu panjangnya lini produk dan penetapan harga bauran produk.
E. Siklus hidup produk (product life cycle)
Siklus hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Suatu produk dikatakan memiliki siklus hidup, didasari oleh kenyataan bahwa:
a. Produk memiliki umur yang terbatas
b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual
c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup produk
d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk
Siklus hidup produk terdiri dari 5 tahap :
1. Tahap penemuan dan pengembangan produksi
Dalam meluncurkan sebuah produk baru, perusahaan harus mengambil 4 keputusan, yaitu :
a. Bilakah (timing)
b. Dimana ( strategi geografis)
c. Kepada siapa ( prospek pasar sasaran)
d. Dengan cara bagaimana (strategi pemasaran pendahuluan)
2. Tahap perkenalan (introduction) Dengan mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen dapat mengikuti salah satu dari empat strategi berikut ini:
a. Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy)
b. Strategi peluncuran lambat (slow-skimming strategy)
c. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration strategy)
d. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy)
3. Tahap pertumbuhan (growth)
Strategi yang dapt dilakukan pada tahap ini :
a. Menyempurnakan mutu produk dan menambahkan model dan ciri khas produk baru dan gaya yang lebih baik
b. Berusaha memasuki segmen pasar yang baru
c. Mencari saluran distribusi yang baru
d. Mengalihkan pesan iklan dari poembentukan kesadaran akan produk kepada keyakinan dan pembelian produk
e. Dengan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang peka-harga.
4. Tahap kedewasaan (maturity) Strategi yang dapat dilakukan pada tahap ini :
1. Modifikasi pasar
a.Memperluas jumlah pemakai merk
b.Meningkatkan tingkat pemakaian per pemakai
2. Modifikasi produk
a. Peningkatan kualitas (quality improvement)
b. Peningkatan keistimewaan (feature improvement)
c. Peningkatan gaya (style improvement)
3. Modifikasi bauran pemasaran (marketing mix)
a. Harga
b. Distribusi
c. Periklanan
d. Promosi penjualan e. Pelayanan
5. Tahap penurunan (decline)
a. Mengidentifikasi produk lemah
b. Menentukan strategi pemasaran
c. Keputusan penghentian
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. Menurut Sofjan (2002) juga membagi produk menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1.Produk inti, yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. 2. Produk formal, yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merk, dan kemasan yang menyertai produk tersebut. 3.Produk tambahan, adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.
B. LIMA TINGKATAN PRODUK
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
C. KLASIFIKASI PRODUK
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, di antaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a)Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b)Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut. “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a)Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b)Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
1. Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
2. Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
3. Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
4. Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
D. Bauran Produk (Product Mix)
1. Kualitas
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Menurut Tjiptono (1997), dimensi kualitas produk meliputi : 1) Kinerja Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2) Keistimewaan tambahan Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya 3) Keandalan Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak. 4) Kesesuaian dengan spesifikasi Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. 5) Daya tahan Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika
Daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
2. Merek
Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk (baikitu barang maupun jasa) yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produkperusahaan lain yang serupa atau yang mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yangmerasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produktersebut di masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membedakan dengan mudah antaraproduki yang asli dengan produk-produk yangidentik atau yang mirip. Untuk meemungkinan satu perusahaan dapat membedakan dirinya danproduk yang dimiliki terhadap apa yang dimiliki oleh para pesaingnya, maka merek menjadiperan penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran perusahaan, pemberian kontribusiterhadapcit ra, danreput asi terhadap produk dari sebuah perusahaan di mata konsumen. Citra dan reputasi perusahaan untuk menciptakankepercayaan merupakan dasar untukmendapatkan pembeli yang setia dan meningkatkan nama baik perusahaan. Konsumensering memakai faktor emosional pada merek tertentu, berdasarkan serentetan kualitas yangdiinginkan atau fitur-fitur yang terwujud dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut.Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik. Ada 8 manfaat nyata yang bisa anda dapatkan. 1. Memberikan identitas produk anda. Apa yang dicari oleh konsumen jika mereka membutuhkan sebuah produk? Merek bukan? Produk anda akan mudah dikenali oleh konsumen karena merek ini. Bandingkan jika produk anda tidak ada mereknya. Begitu konsumen mencari produk anda di pasaran, mereka akan berkata, “Pak…beli sabun cuci yang busa sedikit itu lho pak, yang ada butir hijaunya, yang kalo pakaian dicuci nggak luntur dan bla..bla..bla..” Dan pada saat yang sama, belasan produk ada di depan si pembeli dengan ciri-ciri yang sama seperti yang ia sebutkan. 2. Membedakan dengan pesaing anda. Masih ada hubungannya dengan yang pertama, merek bisa membedakan produk anda dengan pesaing. Apa gunanya jika anda membuat produk yang bagus yang punya diferensiasi yang kuat jika ternyata pelanggan anda tidak mampu membedakan produk anda dengan produk pesaing anda? 3. Meningkatkan penjualan. Bila merek anda dipersepsikan bagus oleh konsumen, maka tak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan bercerita kepada siapa saja agar membeli merek produk anda. Penjualan anda akan naik dengan sendirinya. Dan anda pasti tahu, hal yang disebutkan pertama kali oleh pelanggan yang puas adalah merek, bukan ciri-ciri produknya. 4. Bisa membangun loyalitas konsumen. Pelanggan yang puas akan memasukkan merek anda tidak hanya di kepala mereka, tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek andalah yang terbaik. Mereka sudah merasa mendapatkan manfaat yang banyak dari produk anda. Jika anda cermati, begitu merek sebuah produk sudah bercokol di benaknya, mereka akan selalu membeli produk anda tanpa silau dengan harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari rpoduk yang lain 5. Membuat pelanggan tidak sensitif terhadap harga yang akan anda kenakan. Anda pernah jatuh cinta kepada seseorang? Biasanya anda tidak masalah jika keluar biaya berapapun, asalkan seseorang yang membuat anda jatuh cinta itu senang. Sama dengan merek. Jika para pelanggan produk anda sudah “jatuh cinta” kepada merek anda, mereka tak akan peduli berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan untuk membeli produk anda. 6. Komunikasi pemasaran jadi lancar. Hampir dari semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap merek anda akan membantu anda untuk mempromosikan produk dan citra merek anda. Dengan demikian, anda tidak perlu susah-suah untuk mengeluarkan dana dan usaha yang keras ditambah waktu yang panjang untuk memperkenalkan merek anda kepada calon konsumen baru. 7. Terbuka peluang untuk waralaba, licensing dan joint venture. Merek adalah intangible asset atau dalam pengertian bahasa Indonesianya adalah aset tak berwujud bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, begitu merek anda telah mengakar kuat di benak para konsumen, anda dapat mewaralabakan merek anda. Bahkan anda bisa menggunakan merek anda untuk meningkatkan omset anda dengan menggunakan licensing dan joint venture. 8. Daya tarik bagi stakeholder Bukan hanya konsumen yang tertarik apabila merek bisnis anda sudah terkenal. Stakeholder-pun akan berusaha mencari merek bisnis anda. Anda tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, distributor, partner, karyawan bahkan para investor. Merek yang baik jugalah yang membuat anda mempunyai daya tawar yang tinggi di hadapan para stakeholder.
3. Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran 2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. 3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. 4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.. 5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekit 6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik. 7. Menambah daya tarik calon pembeli
8. Sarana informasi dan iklan 9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.
4. Desain
Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bagas Prastyowibowo (1999),menyatakan bahwa :
“ Desain produk salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik,harga terjangkau,desain yang menarik,mendapatkan jaminan dan sebagainya. ”
Begitu pun pendapat Yus R Hadjadinata (1995) menyatakan bahwa:
“ Product design berhubungan dengan bentuk dan fungsi.Design mengenai bentuk berhubungan dengan perencanaan dan penampilan dari product tersebut.Sedangkan desain mengenai fungsi berhubungan dengan bagaimana product tersebut dapat di gunakan. ”
Ada pun pengertian dari desain produk itu dikemukan oleh Suyadi Prawirosentono dalam bukunya Manajemen Produksi ( 1996) :
“ Product design adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang akan diproduksi.”
Franklin G Moore dan Thomas E Hederick dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi ( 1999), mengatakan :
“ Desain produk merupakan hal yang paling penting, karena kesempatan yang dimiliki produk baru sering menakjubkan. Dimana pada suatu waktu, produk baru dapat menaikan dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi “
Berdasarkan beberapa pengertian Desain Produk tersebut diatas ternyata bahwa Produk Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
Maksud dari Desain Produk, antara lain :
• Untuk menghindari kegagalan – kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk.
• Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk.
• Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
• Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat.
• Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali.
Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah :
•Un tuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
• Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
• Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya – biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.
5. Jaminan dan garansi Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pembeli yang normal atau masuk akal. Jaminan merupakan pernyataan formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh pengusaha pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada pabrik atau pusat servis yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau pengembalian uang. Jaminan, apakah itu diekspresikan atau diimplikasikan, dapat dituntut secara hukum.
6. Analisis lini-produk Dalam menawarkan lini produk, perusahaan biasanya menciptakan platform dan modul dasar yang dapat ditambahkan untuk memenuhi tuntutan pelanggan. Manajer-manajer lini produk perlu mengetahui penjualan dan laba setiap barang dalam lininya untuk menentukan barang mana yang harus dikembangkan, dipertahankan, diambil hasilnya, atau dilepaskan. Mereka juga perlu memahami profil pasar setiap lini produk. Analisis lini produk memberikan informasi tentang dua bidang keputusan penting yaitu panjangnya lini produk dan penetapan harga bauran produk.
E. Siklus hidup produk (product life cycle)
Siklus hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Suatu produk dikatakan memiliki siklus hidup, didasari oleh kenyataan bahwa:
a. Produk memiliki umur yang terbatas
b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual
c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup produk
d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk
Siklus hidup produk terdiri dari 5 tahap :
1. Tahap penemuan dan pengembangan produksi
Dalam meluncurkan sebuah produk baru, perusahaan harus mengambil 4 keputusan, yaitu :
a. Bilakah (timing)
b. Dimana ( strategi geografis)
c. Kepada siapa ( prospek pasar sasaran)
d. Dengan cara bagaimana (strategi pemasaran pendahuluan)
2. Tahap perkenalan (introduction) Dengan mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen dapat mengikuti salah satu dari empat strategi berikut ini:
a. Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy)
b. Strategi peluncuran lambat (slow-skimming strategy)
c. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration strategy)
d. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy)
3. Tahap pertumbuhan (growth)
Strategi yang dapt dilakukan pada tahap ini :
a. Menyempurnakan mutu produk dan menambahkan model dan ciri khas produk baru dan gaya yang lebih baik
b. Berusaha memasuki segmen pasar yang baru
c. Mencari saluran distribusi yang baru
d. Mengalihkan pesan iklan dari poembentukan kesadaran akan produk kepada keyakinan dan pembelian produk
e. Dengan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang peka-harga.
4. Tahap kedewasaan (maturity) Strategi yang dapat dilakukan pada tahap ini :
1. Modifikasi pasar
a.Memperluas jumlah pemakai merk
b.Meningkatkan tingkat pemakaian per pemakai
2. Modifikasi produk
a. Peningkatan kualitas (quality improvement)
b. Peningkatan keistimewaan (feature improvement)
c. Peningkatan gaya (style improvement)
3. Modifikasi bauran pemasaran (marketing mix)
a. Harga
b. Distribusi
c. Periklanan
d. Promosi penjualan e. Pelayanan
5. Tahap penurunan (decline)
a. Mengidentifikasi produk lemah
b. Menentukan strategi pemasaran
c. Keputusan penghentian
Subscribe to:
Posts (Atom)